Salut Blora; Bekerja dan Melayani dengan Hati
Jauh sebelum menempati gedung sendiri di atas lahan seluas 468 meter persegi dan bangunan dua lantai seluas 320 meter persegi yang diresmikan oleh Wakil Bupati Blora H. Arief Rohman,M.Si Februari lalu, Salut Blora menempati bagian dari bangunan Dinas Pendidikan. Ketika itu, tahun 2004, masih merupakan Kelompok Belajar (Pokjar) Mustika Blora. Pokjar mengelola 500-an mahasiswa Universitas Terbuka di Blora.
“Kami sudah mengalami beberapa kali pergantian pejabat
Dinas Pendidikan. Awal berdirinya Pokjar Mustika mengelola 500 mahasiswa hingga
kemudian terjadi ledakan jumlah mahasiswa hingga mencapai 3.500 mahasiswa,”
tutur Sumarno, SE.MM, pengelola Salut Blora, mengenang.
Lonjakan jumlah mahasiswa yang dikelola itu terjadi
pada 2010. Terjadinya lonjakan itu karena ada kebijakan bahwa lulusan guru PGSD
dan PAUD mesti lulusan Strata 1. “Karena banyaknya jumlah mahasiswa yang mesti
dilayani, ketika UAS kami terpaksa melaksanakannya di 10 sekolah di Blora,”
tutur lelaki kelahiran Blora, 8 Oktober 1971 itu.
Dalam melayani mahasiswa itu, Sumarno dibantu oleh lima hingga enam orang rekannya, selain teman-teman di dinas pendidikan kecamatan. Kalau soal layanan, ia mengaku, tak ada kendala yang begitu berarti. “Paling cuma kendala tupoksi karena saya PNS, jadi harus dilaksanakan setelah jam kerja selesai,” kata ayah dua anak itu.
Kini, dengan menempati gedung yang lebih representatif, Salut Mustika Blora bisa memfasilitasi kebutuhan layanan teknis, baik berupa layanan administrasi akademik, layanan akademik maupun layanan informasi lainnya dengan lebih baik. Salut Blora dibantu dengan enam orang staf, dua di antaranya untuk menangani IT, tidak termasuk staf keamanan dan kebersihan.
Sarana dan prasarana inti adalah gedung, komputer, dan
peralatan perkuliahan. Spesifikasi lengkap sarana dan prasarana Salut Mustika
Blora terdiri dari ruang layanan, ruang
administrasi, lab komputer, ruang pertemuan, mushola, gudang, toilet karyawan, dan
toilet mahasiswa.
Sementara mahasiswa Non Pendidikan Dasar menerima
program mahasiswa Bidikmisi 24 mahasiswa Program CSR dari PT Pos Indonesia dan
Bank Mandiri 102 mahasiswa di samping ada program beasiswa PPA ( peningkatan
Potensi Akademik) setiap semester dengan perhitungan sampai wisuda anggaran
yang dikontribusikan Universitas Terbuka ke masyarakat Blora sebanyak Rp 3.608.800.000.
Sosialisasi
dan promosi tentang program pendidikan di Universitas Terbuka, cerita Sumarno, umumnya
dilaksanakan sebelum masa registrasi dimulai. Pada masa registrasi 2020.2, dilaksanakan sosprom dengan memasang
iklan di dua radio, selain memasang papan baliho yang tersebar di 16 kecamatan.
Yang
tak kalah efektif, menurut Sumarno, adalah sosprom yang dilakukan oleh
mahasiswa penerima bea siswa, baik Bidikmisi maupun CSR. “Mereka melakukan
sosprom kepada adik kelasnya yang akan lulus SMA, tempat ia bersekolah dulu,”
ujarnya.
![]() |
Peresmian Salut Blora |
“Kami
ikut melakukan survei dan merekomendasikan anak kurang mampu namun mempunyai
prestasi akademik di sekolah. Mereka yang terpilih benar-benar dari keluarga
pra sejahtera karena datanya valid, didapat dari kepala desa. Untuk calon penerima
bea siswa dari anak yatim piatu, kami melibatkan guru BK di sekolah,” kata
Sumarno kemudian.
Tahun
mendatang, Sumarno berharap, bisa menggandeng yayasan pendidikan untuk ikut
mengelola Salut Blora. “Siapa tahu, kami bisa membantu program pemerintah untuk
meningkatkan kualitas SDM, dengan meningkatkan tingkat pendidikan, khususnya
masyarakat Blora,” tuturnya. (Krisman Purwoko)
Tidak ada komentar